WISATA JAWA BARAT
Thursday, May 7, 2015
objek wisata ICAKAN di CIAMIS
PANTAI BATU KALANG
Sunday, May 3, 2015
objek wisata KAMPUNG BALI DI GARUT
objek wisata CANDI CANGKUANG DI GARUT
Candi Cangkuang merupakan satu-satunya candi Hindu di Jawa Barat yang berhasil dipugar hingga saat ini. Candi ini terletak di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut.
Lokasi candi ini berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan air laut. Untuk menuju candi ini, selama dalam perjalanan, Adna akan melewati keindahan hamparan sawah yang menghijau dan empat gunung besar di Jawa Barat.
Gunung tersebut yaitu Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi, dan Gunung Guntur. Pemerintah daerah Kabupaten Garut menjadikan daerah ini sebagai obyek wisata budaya dan wisata alam.
Menurut Indonesia Travel, Candi Cangkuang merupakan candi peninggalan Hindu abad ke-8 yang direkonstruksi tahun 1978. Pada bangunan aslinya hanya tersisa sekitar 40 persen dari reruntuhan saat ditemukan, dan selebihnya candi ini dibuat dari adukan semen, batu koral, pasir dan besi.
Candi Cangkuang pertama kali ditemukan tahun 1966 oleh tim peneliti berdasarkan laporan tulisan Vorderman dalam buku “Notulen Bataviaasch Genootschap” tahun 1893. Buku itu menyebutkan adanya sebuah arca yang rusak serta makam leluhur Arief Muhammad di Leles.
Candi Cangkuang berdiri di daratan mirip pulau kecil di tengah danau bernama Situ Cangkuang, jadi Anda perlu menggunakan rakit untuk mencapainya. Di dataran ini juga Anda akan melihat pemukiman adat Kampung Pulo dan makam Embah Arief Muhammad.
Awalnya ada seorang lelulur Kampung Pulo utusan Kerajaan Mataram bernama Embah Dalem Arief Muhammad. Beliau diutus untuk menyerang VOC di Batavia, namun karena peyerangan gagal, ia pun malu dan takut untuk melapor ke Mataram. Maka ia dan pengikutnya memilih berdiam di Desa Cangkuang dan menyebarkan agama Islam di sini.
Nama Candi Cangkuang sendiri diambil dari nama desa sekaligus adalah nama tanaman Pandanus furcatus yang banyak terdapat di sekitarnya. Daun tanaman cangkuang sering dimanfaatkan penduduknya untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus gula aren.
Awalnya penemuan situs ini hanyalah berupa batu fragmen dari sebuah candi dan makam kuno serta arca Siwa yang telah rusak. Arca ini wajahnya datar, bagian tangan hingga kedua pergelangannya telah hilang.
Posisi arca bersila di atas padmasana ganda dengan kaki kiri menyilang datar, alasnya menghadap ke sebelah dalam paha kanan. Kaki kanan menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri terdapat kepala sapi yang telinganya mengarah ke depan. Dengan kepala nandi ini para ahli menganggap bahwa ini adalah arca Siwa. Kedua tangannya menengadah di atas paha.
Pada tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telinga. Selain arca ditemukan juga peninggalan pra sejarah berupa alat dari batu obsidian, pecahan-pecahan tembikar dari zaman Neolithicum dan batu-batu besar dari kebudayaan Megalitikum.
Saat di sini pengunjung dapat menaiki rakit dan berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Danau kecil ini dihiasi bunga teratai dan eceng gondok. Berfotolah di sini karena pemandangan alamnya sungguh luar biasa seakan kembali ke zaman dahulu.
sumber dari viva.co.id
Thursday, December 11, 2014
Wisata gunung salak
Hampir setiap hari libur, sebisa mungkin kalau pas lagi nggak ada kerjaan sudah pasti saya sudah ngacir mencari tempat tempat baru yang belum pernah saya datangi. Nah ternyata nggak jauh dari tempat saya tinggal, konon kata orang ada curug atau air terjun yang cukup bagus di daerah Bogor.
Tempatnya cukup mudah dari akses jalan tol jagorawi, keluar sentul selatan, kemudian keluar ambil kanan, masuk tol lingkar luar Bogor sampai ujung (keluar Kedung Halang) ambil arah Darmaga – terus ambil arah Luwiliang, sampai pertigaan Cibatok belok kiri ke arah Gunung Bunder
Tempat curug ini berada di kawasan Taman Wisata Gunung Salak Endah.
Kalau kita masuk dari Cibatok, dari gerbang Gunung Sari. Berturut turut akan melewati
1. Pemandian Air Panas.
2. Curug Cigamea
3. Curug Gunung Seribu
4. Curug Ngumpet II
5. Curug Pangeran
6. Curug Ngumpet I
7. Kawah Ratu
8. Curug Cihurang
9. Bumi Perkemahan
peta wisata gunung salak endah
Saya hanya sempat mengunjungi Curug Cigamea, Curug Ngumpet II, dan Curug Seribu yang katanya paling besar supaya menghemat waktu jadi tidak mengunjungi semua curug.
Pintu gerbang masuk kawasan pertama harus bayar sekitar 20ribu untuk masuk mobil plus 2 orang. Padahal dari tiketnya nggak sampai 15 ribu. Males lah nanya2 yang beginian, lanjut saja ..
Curug Cigamea adalah tempat yang pertama kali saya kunjung, disini juga cukup kaget dengan biaya parkir mobil 10ribu mahal juga ya. saya tawar 5ribu tapi tetap nggak mau, dengan alasan parkirnya tidak pake jam. Ya buat saya oke lah, karena saya nggak mau mereka menghancurkan mood hariku, ya sudahlah lanjut lagiiee..
Akhirnya saya menikmati awal perjalanan ke Curug Cigamea. Ternyata di ada gerbangnya lagi tetapi bayarnya sesuai tiket. 1 orang 6ribu rupiah.
Untuk menuju curug Cigamea jalan yang harus ditempuh dengan kontur yang cukup curam ke bawah, tapi karena jalannya sudah bagus dan ada rail untuk pegangan jadinya kita merasa aman. Sebagai permulaan cukup lumayan membuat badan saya bisa bercucuran keringat tapi udara yang agak dingin jadi badan segar rasanya.
Curug Cigamea cukup bagus meskipun nggak terlalu tinggi tapi debit airnya cukup besar, banyak juga yang menikmati segarnya air dengan berenang.
Setelah puas, saya harus buru buru karena masih banyak tempat yang harus didatangi.
Selanjutnya sesuai urutan harusnya lanjut ke curug seribu, tapi karena ini menurut orang curug yang paling bagus, paling sulit dan paling besar, jadi saya simpen dulu.. save the best for last ..
Lanjut lagi ke Curug Ngumpet II, dari pintu gerbang ke curug ngumpet nggak terlalu jauh lebih cenderung dekat nggak seperti ke curug Cigamea. Puas menikmati lanjut lagi ke curug pangeran.
Perjalanan ke curug Pangeran memang agak sedikit memaksakan, karena ternyata untuk masuk jalanannya berbatu dan buat mobil kecil yang saya bawa ketika sampai di tengah jalan nggak mampu untuk meneruskan perjalanan, bannya muter di tempat. Jadilah membatalkan rencana ke Curug Pangeran, karena mobil nggak bisa muter balik jadi turun dengan cara mundur sampai ke bawah di jalan utama. Buat yang bawa mobil kecil saya sarankan titip di tempat penduduk di bawah saja.
Karena waktu sudah tengah hari, kita putuskan untuk batal ke Curug Pangeran, langsung ke Curug Seribu saja.
Curug Seribu sedikit lebih landai meskipun sama berbatu batu juga, jalanan agak sempit. Karena belum tau dan nggak mau resiko mobil saya titipkan di bawah saja, untung ada orang baik yang kasih tempat buat parkir. Karena jalanan juga sempit di Curug Seribu.
Jalan kaki juga nggak terlalu jauh sekitar 15 menit sudah sampai gerbang masuk.
Nah yang jadi masalah adalah dari gerbangnya ke curug Seribunya, agak jauh dan lumayan extrim medannya. Ada sekitar satu jam untuk menuju Curug yang tergantung stamina juga. Yang penting hati hati karena musim hujan jalurnya benar2 tanah dan batu jadi cukup licin.
Tapi lelah, napas ngos ngosan semuanya terbayar dengan pemandangan di curug Seribu yang indah.
Di Curug seribu ada 2 air terjun, satu yang besar, satu lagi yang tinggi. Air nya beniiinggg banget. Saya buka bekal makan siang disini dan memang sudah saya rencanakan sebelum berangkat. Asik banget, makan sambil kaki di rendam di air dingin dengan pemandangan yang jarang dilihat, tak bernilai rasanya ..