Thursday, May 7, 2015

objek wisata ICAKAN di CIAMIS

Objek Wisata Icakan Ciamis Akan Jadi Wisata Andalan Jabar


MEGA Wisata Icakan di Kampung Cikacang, Desa Sukamulya, Kec. Baregbeg Kabupaten Ciamis dengan fasilitas lengkap diakan dipromosikan Disparbud Jabar menjadi salah satu kawasan wisata andalan Jawa Barat.*
CIAMIS,(PRLM).- Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat melalui Bidang Pemasaran Pariwisata menggelar West Java Familiarization Tour Bandung Ciamis. Kegiatan merupakan upaya mempromosikan sejumlah objek wisata di Kabupaten Ciamis.
“Kegiatan yang dilaksanakan, merupakan kegiatan rutin tahunnan yang melibatkan perwakilan tour and travel (biro perjalanan) komunitas dan media (wartawan). Tahun (2015) ini fokus kegiatan di objek wisata Kabupaten Ciamis,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat Drs. Nunung Sobari MM melalui Kasie Kepala Seksi Promosi Dra. Hj. Yullianingsih Yusuf kepada PRLM, Kamis (23/4/2015).
Kegiatan tahunan Disparbud Jabar melalui Bidang Pemasaran Pariwisata, menurut Yullianingsih, diharapkan peserta melihat langsung kondisi sebenarnya objek wisata di daerah.
"Harapan kita travel agent maupun awak media yang ikut serta bisa mempromosikan tempat-tempat wisata yang dikunjungi di kawasan Kabupaten Ciamis dengan sebenarnya," ujar Yullianingsih.
Pada hari pertama West Java Famililiarization akan mengunjungi Mega Wisata Icakan, di Kampung Cikacang, Desa Sukamulya, Kec. Baregbeg Kabupaten Ciamis. Mega Wisata Icakan merupakan wahana wisata terbesar di Kabupaten Ciamis, yang berdiri di atas lahan seluas 70 hektar dan yang sudah digunakan untuk fasilitas wisata seluas 15 hektar.
Selain kawasan wisata dengan fasilitas waterboom kolam ombak, kolam arus, kolam anak dan dewasa, bioskop 3 dimensi , kolam terapi ikan, flying fox, perahu bebek, roler coster, dan lainnya, dalam waktu dekat Mega Wisata Icakan Ciamis akan dibangun hotel, cottage, bioskop 4dimensi dan gondola.
“Karena itu sudah menjadi kewajiban kami untuk turut mempromosikan kawasan wisata yang akan menjadi andalan Jawa Barat kedepan,” ujar Yullianingsih.


sumber dari pikiran rakyat
»»  Read more...

PANTAI BATU KALANG




Pantai Batu Kalang Tarusan di Kecamatan Koto XI Tarusan, berpotensi menjadi objek wisata andalan. Hal ini seperti dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Pemuda, Olahraga dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Selatan, Gunawan.
 
Keindahannya setara dengan pantai-pantai di Pulau Bali, bahkan bisa lebih apabila dikelola dengan baik dan sarana serta prasarananya memadai, katanya di Painan, Rabu (8/4).
 
Pantai Batu Kalang Tarusan bakal dikembangkan agar menjadi andalan wisata bahari Pesisir Selatan.
 
Saat ini Pantai Batu Kalang Tarusan sudah mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun nasional meski pengelolaannya masih sangat sederhana oleh sebagian warga.
 
Ia mengatakan, setiap hari pengunjung rata-rata sebanyak dua ratus hingga 250 orang. Berbeda dengan hari-hari libur akhir pekan, ribuan orang, bahkan pada liburan Hari Raya Idul Fitri mencapai belasan ribu orang.
 
"Ribuan pengunjung yang memadati Objek Wisata Pantai Batu Kalang Tarusan setiap akhir pekan menjadi bukti bahwa objek wisata tersebut makin dikenal banyak orang, tidak saja warga lokal tetapi tingkat nasional, " katanya.
 
Karena ramainya kunjungan sehingga objek tersebut sudah menjadi tujuan wisata alternatif bagi para wisatawan ke kabupaten itu disamping Pantai Carocok Painan dan Kawasan Mandeh di Kecamatan Koto XI Tarusan.
 
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Pesisir Selatan Martawijaya mengatakan, Pantai Batu Kalang Tarusan sangat indah.
 
Bila dikelola dengan baik serta ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai maka objek wisata tersebut dapat menjadi objek wisata alternatif selain Pantai Carocok Painan yang sudah terkenal dan membludak.
 
Akses transportasi ke daerah itu lancar melalui jalur darat dan dekat dari jalan nasional lintas barat Sumatera. Maka itu selain keindahannya, Pantai Batu Kalang Tarusan sangat mudah dijangkau dengan menaiki moda transportasi darat.
 

Dengan menggunakan sepada motor, ataupun kendaraan roda empat, jarak pantai tersebut dari Kota Padang sekitar 56 kilometer atau seitar satu jam dari Bandar Udara Internasional Minangkabau (BIM). Pantai itu berada di sisi kawasan Wisata Mandeh.


sumber dari harianterbit.com
»»  Read more...

Sunday, May 3, 2015

objek wisata KAMPUNG BALI DI GARUT

Wah! Ada Kampung Bali di Garut



Bagi Anda yang memang belum pernah mengunjungi Bali atau ingin bernostalgia melihat bagaimana kondisi perkampungan di Pulau Dewata, maka datanglah ke Kampung Bali yang berada di Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat.
Wahana wisata tersebut didirikan oleh KRAT. Ki. H. Derajat Hadiningrat karena kecintaannya terhadap budaya nusantara.
Kampung Bali tersebut sebenarnya diberi nama Pasulukan Loka Gandasasmita. Hanya, karena suasana kampung mirip dengan perkampungan di Bali, maka wahana wisata tersebut disebut Kampung Bali.
"Mungkin karena bentuk bangunan sangat mirip dengan bangunan di Bali, maka tempat ini disebut Kampung Bali," ujar salah seorang pengelola Wisata Budaya Pasulukan Loka Gandasasmita, Dodi (40), Sabtu, 28 Maret 2015 kepada wartawan.
Dodi menjelaskan, berkunjung ke wahana keraton dan wisata budaya Pasulukan Loka Gandasasmita akan menambah wawasan, terutama berkaitan dengan sejarah.
Pasalnya, di Kampung Bali terdapat beberapa bangunan, seperti Keraton Pendhapi Kyai Ageng Adhiyaksa, Pendhapi Kaputren, Pendhapi Kyai Ageng Kismantoro, Pendhapi Kyai Agung Kanjeng Kyai Widoro Kandang, Pendhapi Sang Prabu Kencana Wulung, Pendhapi Kepatihan, dan Graha Liman Kencana.
"Di sini terdapat bangunan kraton yang bisa dikunjungi," ujarnya.
Selain itu, terdapat gedung yang berisi koleksi ribuan keris dan benda pusaka lainnya seperti Keris Ken Dedes, Kujang Prabu Siliwangi, dan senjata yang digenggam Patih Gadjah Mada saat mengucapkan Sumpah Palapa.
Di Kampug Bali juga terdapat beberapa senjata pusaka milik Kerajaan Malaysia dan ribuan senjata lainnya, serta Al Qur’an yang dibuat oleh tulisan tangan Sunan Gunung Djati.
"Bangunan-bangunan yang ada di kampung ini dikirim langsung dari Keraton Surakarta," katanya menerangkan.
Selain bangunan dan benda bersejarah, juga terdapat sarana bermain anak, tempat program edukasi, dan wisata cagar alam tambulapot (tanaman bunga dalam pot). Suasana perkampungan begitu terasa, udaranya sejuk dan penduduk sekitar yang penuh kehangatan.
"Harga tiket masuk di sini sangat terjangkau, jadi tidak usah jauh-jauh pergi ke Bali, ke sini saja di Kampung Bali."

sumber dari viva.co.id
»»  Read more...

objek wisata CANDI CANGKUANG DI GARUT

Eksotisme Candi Hindu, di Tepi Danau Cangkuang


Candi Cangkuang merupakan satu-satunya candi Hindu di Jawa Barat yang berhasil dipugar hingga saat ini. Candi ini terletak di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut.

Lokasi candi ini berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan air laut. Untuk menuju candi ini, selama dalam perjalanan, Adna akan melewati keindahan hamparan sawah yang  menghijau dan empat gunung besar di Jawa Barat.

Gunung tersebut yaitu Gunung Haruman, Gunung Kaledong, Gunung Mandalawangi, dan Gunung Guntur. Pemerintah daerah Kabupaten Garut menjadikan daerah ini sebagai obyek wisata budaya dan wisata alam. 

Menurut Indonesia Travel, Candi Cangkuang merupakan candi peninggalan Hindu abad ke-8 yang direkonstruksi tahun 1978. Pada bangunan aslinya hanya tersisa sekitar 40 persen dari reruntuhan saat ditemukan, dan selebihnya candi ini dibuat dari adukan semen, batu koral, pasir dan besi. 

Candi Cangkuang pertama kali ditemukan tahun 1966 oleh tim peneliti berdasarkan laporan tulisan Vorderman dalam buku “Notulen Bataviaasch Genootschap” tahun 1893. Buku itu menyebutkan adanya sebuah arca yang rusak serta makam leluhur Arief Muhammad di Leles.

Candi Cangkuang berdiri di daratan mirip pulau kecil di tengah danau bernama Situ Cangkuang, jadi Anda perlu menggunakan rakit untuk mencapainya. Di dataran ini juga Anda akan melihat pemukiman adat Kampung Pulo dan makam Embah Arief Muhammad.

Awalnya ada seorang lelulur Kampung Pulo utusan Kerajaan Mataram bernama Embah Dalem Arief Muhammad. Beliau diutus untuk menyerang VOC di Batavia, namun karena peyerangan gagal, ia pun malu dan takut untuk melapor ke Mataram. Maka ia dan pengikutnya memilih berdiam di Desa Cangkuang dan menyebarkan agama Islam di sini.

Nama Candi Cangkuang sendiri diambil dari nama desa sekaligus adalah nama tanaman Pandanus furcatus yang banyak terdapat di sekitarnya. Daun tanaman cangkuang sering dimanfaatkan penduduknya untuk membuat tudung, tikar atau pembungkus gula aren.

Awalnya penemuan situs ini hanyalah berupa batu fragmen dari sebuah candi dan makam kuno serta arca Siwa yang telah rusak. Arca ini wajahnya datar, bagian tangan hingga kedua pergelangannya telah hilang.

Posisi arca bersila di atas padmasana ganda dengan kaki kiri menyilang datar, alasnya menghadap ke sebelah dalam paha kanan. Kaki kanan menghadap ke bawah beralaskan lapik. Di depan kaki kiri terdapat kepala sapi  yang telinganya mengarah ke depan. Dengan kepala nandi ini para ahli menganggap bahwa ini adalah arca Siwa. Kedua tangannya menengadah di atas paha.

Pada tubuhnya terdapat penghias perut, penghias dada dan penghias telinga. Selain arca ditemukan juga peninggalan pra sejarah berupa alat dari batu obsidian, pecahan-pecahan tembikar dari zaman Neolithicum dan batu-batu besar dari kebudayaan Megalitikum.

Saat di sini pengunjung dapat menaiki rakit dan berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Danau kecil ini dihiasi bunga teratai dan eceng gondok. Berfotolah di sini karena pemandangan alamnya sungguh luar biasa seakan kembali ke zaman dahulu.


sumber dari viva.co.id
»»  Read more...